Langsung ke konten utama

Wedang Guyon


Malam-malam cari tempat untuk kongkow plus guyon sambil nyeruput wedang secara GRATIS di Semarang boleh dibilang bagaikan mencari jarum dalam tumpukan jerami alias merupakan hal yang langka, bahkan mustahil. Namun itu dulu… sekarang sudah ada koq. Kalo gak percaya, ayo datang rame-rame ke Wedang Guyon di Jl Gajah Mada 78-80 (depan Hotel Gumaya) tiap hari Jumat jam 22.00 – 24.00

Di situ kita bakal bisa menikmati wedang sereh yang sangat cocok untuk menghangatkan tubuh kita di waktu malam bahkan sangat baik untuk melancarkan peredaran darah, sesak nafas, badan lemas, dan kesehatan tulang. Penyajiannya pun cukup unik, silakan deh liat gambarnya.


Satu hal lagi yang membuat beda tempat ini, kalo punya guyonan ato tebak-tebakan, kita bisa siaran langsung alias “On Air” di radio Be FM yang memancar di frekwensi 107,7 dengan syarat guyonannya tidak SARU dan berbau SARA. Kereeenn.....

Soft Opening-nya sudah dilakukan pada tanggal 7 September 2008 yang dihadiri oleh para pembesar blog Loenpia diantaranya boku_baka, Ariw, nining san, koprilt, mizon, zeta, munif, k1n6k0n9, sofyan, didut, dan tentunya saya sendiri kang andhi . Pada kesempatan itu, wedang sereh-nya juga dibagikan gratis ke masyarakat yang ada di jalan Gajah Mada.


Wedang Guyonnn… ceglukk.. hahaha……….

Komentar

Anonim mengatakan…
mantebh mas ini laporannya :D
Unknown mengatakan…
jumat depan kita JAMU di situ lagi gimana?
Anonim mengatakan…
Thank you ya mas Andhi..
salam buat semua crew warung wedan guyon.
Anonim mengatakan…
Thanks mas. Mudah-mudahan ada kesempatan kesana lagi. Wedang e sip....
Anonim mengatakan…
Pengumuman....
Sekarang di wedang guyon ada free hotspot nya lho...gak begitu cepet sih tp....hehehe

Postingan populer dari blog ini

RELINQUENDA

Ada seorang pengusaha kaya yang mendirikan sebuah pabrik yang besar. Ketika segala sesuatu telah siap untuk beroperasi sesuai dengan rencana, pengusaha itu lantas memerintahkan kepada orang kepercayaannya untuk menuliskan di gerbang pabrik itu sebuah kata, yaitu : “Relinquenda” yang artinya “Aku akan meninggalkannya!!” Pengusaha itu telah susah payah bertahun-tahun mengumpulkan modal untuk membangunnya dan dengan keberhasilannya membangun pabrik itu, ia dikagumi oleh kolega-koleganya dan dipuja masyarakat. Pengusaha itu amat yakin bahwa ia akan memperoleh keuntungan yang besar, tetapi mengapa ia harus menuliskan kata “Relinquenda” di gerbang pabriknya yang besar dan megah itu? Ternyata ia sadar bahwa pada suatu ketika ia akan pergi menghadap Tuhan dan segala sesuatu yang dimilikinya akan ditinggalkannya. Di dalam keberhasilan hidup kadang kita lupa diri dan selalu menyombongkan keberhasilan yang telah kita raih. Kita lupa bahwa apa yang kita capai hanyalah kepercayaan yang sifatnya se...

Menyibak Halimun Puncak Bromo

Setelah tidur 2 jam, tepat tengah malam kami berpamitan untuk meneruskan perjalanan kami ke Bromo. Gelapnya malam tidak terasa karena malam itu kebetulan malam bulan purnama. Keindahan bulan purnama yang bersinar diantara pegunungan membuatku ingin mengabadikannya. Begitu keluar dari mobil, Brrrrrr..... hawa dingin langsung menyergap, membuat tubuh ini gemetaran. Walhasil, foto bulannya malah jadi begini. ( hehehe... yg motret kayaknya lagi punya masalah sama hati nih... ) Jam 04.00 kami tiba di pos terakhir. Sebenarnya kami ingin ke Penanjakan untuk melihat sunrise dengan mobil pribadi tetapi ternyata hal itu tidak diperbolehkan. Kami diharuskan menyewa mobil dari penduduk setempat. Begitu mendengar tarifnya, kami langsung terhenyak lemas. Bayangkan 600 ribu harus kami keluarkan untuk menyewa pulang-pergi mobil jenis Toyota Hartop. Tawar-menawarpun terjadi dengan seru. Disepakati tarifnya 150rb tetapi hanya sampai di kaki Gunung Bromo sebab katanya dari situ juga bisa melihat sunrise...

Selamat Jalan, Pak Sebadja………

Sehabis mengisi pelatihan internet , sesampainya di rumah ponselku tiba-tiba berbunyi tanda ada SMS masuk. Isinya : Info Sekretariat : Bp. Pdt. Lukas Sebadja meninggal pk. 15.00 WIB di RS Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Beliau adalah gembala sidang GBI Gajah Mada Semarang, gereja tempat aku beribadah selama ini. Sungguh aku merasa kehilangan sosok gembala tangguh yang low profile dan sederhana ini. Yang dapat kukenang dari beliau ini adalah dalam setiap khotbahnya, beliau selalu menekankan bahwa hidup ini serius. Mengapa? Karena kekekalan yang akan kita terima ditentukan oleh bagaimana kita menjalani hidup yang singkat di dunia ini. Selamat Jalan, Pak Sebadja……… To everything there is a season and a time to every purpose under the heaven. He hath made everything beatiful in his time. (Ecclesiates 3: 1, 11)