Ada seorang pengusaha kaya yang mendirikan sebuah pabrik yang besar. Ketika segala sesuatu telah siap untuk beroperasi sesuai dengan rencana, pengusaha itu lantas memerintahkan kepada orang kepercayaannya untuk menuliskan di gerbang pabrik itu sebuah kata, yaitu : “Relinquenda” yang artinya “Aku akan meninggalkannya!!”
Pengusaha itu telah susah payah bertahun-tahun mengumpulkan modal untuk membangunnya dan dengan keberhasilannya membangun pabrik itu, ia dikagumi oleh kolega-koleganya dan dipuja masyarakat. Pengusaha itu amat yakin bahwa ia akan memperoleh keuntungan yang besar, tetapi mengapa ia harus menuliskan kata “Relinquenda” di gerbang pabriknya yang besar dan megah itu? Ternyata ia sadar bahwa pada suatu ketika ia akan pergi menghadap Tuhan dan segala sesuatu yang dimilikinya akan ditinggalkannya.
Di dalam keberhasilan hidup kadang kita lupa diri dan selalu menyombongkan keberhasilan yang telah kita raih. Kita lupa bahwa apa yang kita capai hanyalah kepercayaan yang sifatnya sementara. Jika kita renungkan tindakan pengusaha yang menuliskan kata “Relinquenda” di gerbang pabriknya, tentu harus diakui bahwa tindakannya itu sungguh arif sebab suka atau tidak suka, segala sesuatu akan kita tinggalkan. Banyak orang yang menganggap bahwa harta kekayaan dan kekuasaan adalah segala-galanya, bahkan tidak segan-segan menghalalkan segala cara demi meraihnya. Kita lupa bahwa semuanya itu hanya sementara dan akan ditinggalkan.
Mari tuliskan “Relinquenda” di atas harta kita, jabatan kita dan segala sesuatu yang kita miliki di dunia ini. Dan mari selama masih bernafas di dunia ini, kita kejar harta rohani yang sifatnya kekal. Ketaatan kepada Tuhan, kesucian hidup, belas kasihan terhadap sesama dan berbagai macam perbuatan baik. Semua ini yang akan kita bawa ketika mati.
Komentar
aku pernah dapat pesan dari teman selingkaran, sebelum datang kematianmu, matikanlah dahulu ego dan rasa penguasaanmu terhadap apapun...
salam kenal dari hutan cihideung anyer
Satu-satunya kenyataan yang menanti manusia hanyalah kematian...