Langsung ke konten utama

Satu Lubang

Coba hitung ada berapa lubang di kepala kita? Dua lubang telinga, dua lubang mata, dua lubang hidung dan satu lubang mulut. Semuanya ada 7 lubang tetapi yang justru sering bikin masalah adalah mulut yang hanya punya satu lubang. Betapa sering dari mulut kita ini keluar kata-kata makian, fitnah, gosip dll. Mengapa bisa terjadi hal seperti ini? Sumber perkataan kita adalah dari hati. Apa yang kita katakan merupakan cermin dari apa yang ada di dalam hati kita. Oleh karena itu tergantung kita mengisi apa hati kita. Dalam komputer bukankah kita mengenal istilah “Garbage In, Garbage Out”. Meng-input sampah, maka pasti out put-nya sampah juga.

Jika hati kita diisi dengan kebencian, sakit hati, dendam, iri hati, jangan heran bila kata-kata yang keluar adalah hal-hal yang negatif. Bila seperti ini, hati kita menjadi kotak pandora - sebuah kotak yang bila dibuka akan menimbulkan wabah penyakit, bencana, kematian dan maut.

Namun jika hati ini diisi dengan kasih sayang, kegembiraan, kedamaian, kesabaran, kemurahan, kesetiaan, kebaikan, kelemahlembutan, penguasaan diri maka kata-kata kita yang keluar adalah hal-hal yang membangun, memotivasi ke arah yang lebih baik, menyembuhkan dan menghibur orang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RELINQUENDA

Ada seorang pengusaha kaya yang mendirikan sebuah pabrik yang besar. Ketika segala sesuatu telah siap untuk beroperasi sesuai dengan rencana, pengusaha itu lantas memerintahkan kepada orang kepercayaannya untuk menuliskan di gerbang pabrik itu sebuah kata, yaitu : “Relinquenda” yang artinya “Aku akan meninggalkannya!!” Pengusaha itu telah susah payah bertahun-tahun mengumpulkan modal untuk membangunnya dan dengan keberhasilannya membangun pabrik itu, ia dikagumi oleh kolega-koleganya dan dipuja masyarakat. Pengusaha itu amat yakin bahwa ia akan memperoleh keuntungan yang besar, tetapi mengapa ia harus menuliskan kata “Relinquenda” di gerbang pabriknya yang besar dan megah itu? Ternyata ia sadar bahwa pada suatu ketika ia akan pergi menghadap Tuhan dan segala sesuatu yang dimilikinya akan ditinggalkannya. Di dalam keberhasilan hidup kadang kita lupa diri dan selalu menyombongkan keberhasilan yang telah kita raih. Kita lupa bahwa apa yang kita capai hanyalah kepercayaan yang sifatnya se

Saatku Melewati Lembah Kekelaman

Saatku melewati lembah kekelaman Badai hidup menerpaku Mataku memandangMu yang jaga jiwaku Kudapatkan pengharapan Ketika bebanku berat Dalam jalan hidupku Awan kelam menutupi Ku datang padaMu Tuhan yang pimpin langkahku Kudapatkan pengharapan PadaMu Yesusku, kusujud dan berseru Mengangkat tangan berserah padaMu Nyatakan kehendakMu bukanlah kehendakku Kutahu Kau s'lalu sertaku tak pernah tinggalkanku

Menyibak Halimun Puncak Bromo

Setelah tidur 2 jam, tepat tengah malam kami berpamitan untuk meneruskan perjalanan kami ke Bromo. Gelapnya malam tidak terasa karena malam itu kebetulan malam bulan purnama. Keindahan bulan purnama yang bersinar diantara pegunungan membuatku ingin mengabadikannya. Begitu keluar dari mobil, Brrrrrr..... hawa dingin langsung menyergap, membuat tubuh ini gemetaran. Walhasil, foto bulannya malah jadi begini. ( hehehe... yg motret kayaknya lagi punya masalah sama hati nih... ) Jam 04.00 kami tiba di pos terakhir. Sebenarnya kami ingin ke Penanjakan untuk melihat sunrise dengan mobil pribadi tetapi ternyata hal itu tidak diperbolehkan. Kami diharuskan menyewa mobil dari penduduk setempat. Begitu mendengar tarifnya, kami langsung terhenyak lemas. Bayangkan 600 ribu harus kami keluarkan untuk menyewa pulang-pergi mobil jenis Toyota Hartop. Tawar-menawarpun terjadi dengan seru. Disepakati tarifnya 150rb tetapi hanya sampai di kaki Gunung Bromo sebab katanya dari situ juga bisa melihat sunrise