Langsung ke konten utama

Liputan Natal dan Tahun Baru


Hari itu tanggal 25 Desember 2006 pukul 00.30 WIB.
Dinginnya angin seolah tidak dirasakan oleh sekelompok orang yang sedang sibuk membuat api di pelataran parkir gereja. Lho... mo ngapain mereka? Mo bakar gereja? Bukan, mereka adalah kelompok multimedia GBI GajahMada Semarang yang sedang merayakan Natal dengan acara barbeque. Barbeque? Berarti harus ada yang di panggang donk.... So pasti itu sudah tersedia, antara lain : daging sapi yang sudah ditusuki, roti tawar komplit dengan isinya serta puluhan jagung.
Setelah api jadi, maka dimulailah acara bakar-bakarnya. Namanya juga anak-anak multimedia yang biasanya kalo bakar pake Nero, sedangkan sekarang pake arang, maka jangan ditanya hasilnya. Gosong semua...!!! Namun karena perut sudah laper berat karena seharian sibuk bertugas di kebaktian Natal, maka meski gosongpun tetep dimakan dan tetep nikmat.

Meloncat ke tanggal 1 Januari 2007.
Hari itu sudah janjian dengan tiga orang cewek ( Tis, Titik dan Desi ) untuk pergi ke kolam pancing. Ssssttt.... acara ini dihadiri oleh seorang guest star Loenpia yaitu: Jhiban. Rencana semula berangkat dari rumah jam 10.00, namun karena kesibukan para cewek dalam berdandan membuat keberangkatan menjadi molor. Setelah kumpul semua di Museum Ronggowarsito, maka motor langsung ditancap menuju Ngrembel Asri. Namun sesampainya di sana, kolam pancingnya sudah hiruk pikuk sehingga diputuskan untuk mengalihkan rencana ke Sikopek. Sayangnya suasana yang sama juga dijumpai di sana. Maka dijalankan rencana C yaitu ke kolam pancing Risana di Banyumanik. Untunglah masih ada tempat sehingga acara makan-makanpun berlangsung dengan sukses.
To : Jhiban... Jangan kapok yaaaa.....!!!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Jalan, Pak Sebadja………

Sehabis mengisi pelatihan internet , sesampainya di rumah ponselku tiba-tiba berbunyi tanda ada SMS masuk. Isinya : Info Sekretariat : Bp. Pdt. Lukas Sebadja meninggal pk. 15.00 WIB di RS Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Beliau adalah gembala sidang GBI Gajah Mada Semarang, gereja tempat aku beribadah selama ini. Sungguh aku merasa kehilangan sosok gembala tangguh yang low profile dan sederhana ini. Yang dapat kukenang dari beliau ini adalah dalam setiap khotbahnya, beliau selalu menekankan bahwa hidup ini serius. Mengapa? Karena kekekalan yang akan kita terima ditentukan oleh bagaimana kita menjalani hidup yang singkat di dunia ini. Selamat Jalan, Pak Sebadja……… To everything there is a season and a time to every purpose under the heaven. He hath made everything beatiful in his time. (Ecclesiates 3: 1, 11)

TAAT

Seorang laki-laki sedang tidur di pondoknya ketika kamarnya tiba-tiba menjadi terang, dan nampaklah Sang Juruselamat. Tuhan berkata padanya bahwa ada pekerjaan yang harus dilakukannya. Lalu Tuhan menunjukkan padanya sebuah batu besar di depan pondoknya. Tuhan menjelaskan bahwa ia harus mendorong batu itu dengan seluruh kekuatannya. Hal ini kemudian dikerjakan laki-laki itu setiap hari. Bertahun- tahun ia bekerja sejak matahari terbit sampai terbenam, pundaknya sering menjadi kaku menahan dingin, ia kelelahan karena mendorong dengan seluruh kemampuannya. Setiap malam laki-laki itu kembali ke kamarnya dengan sedih dan cemas, merasa bahwa sepanjang harinya kosong dan sia-sia. Ketika laki-laki itu mulai putus asa, si Iblispun mulai mengambil bagian untuk mengacaukan pikirannya "Sekian lama kau telah mendorong batu itu tetapi batu itu bergeming. Apa kau ingin bunuh diri? Kau tidak akan pernah bisa memindahkannnya." Lalu, ditunjukkannya pada laki-laki itu bahwa tugas itu sangat t...

RELINQUENDA

Ada seorang pengusaha kaya yang mendirikan sebuah pabrik yang besar. Ketika segala sesuatu telah siap untuk beroperasi sesuai dengan rencana, pengusaha itu lantas memerintahkan kepada orang kepercayaannya untuk menuliskan di gerbang pabrik itu sebuah kata, yaitu : “Relinquenda” yang artinya “Aku akan meninggalkannya!!” Pengusaha itu telah susah payah bertahun-tahun mengumpulkan modal untuk membangunnya dan dengan keberhasilannya membangun pabrik itu, ia dikagumi oleh kolega-koleganya dan dipuja masyarakat. Pengusaha itu amat yakin bahwa ia akan memperoleh keuntungan yang besar, tetapi mengapa ia harus menuliskan kata “Relinquenda” di gerbang pabriknya yang besar dan megah itu? Ternyata ia sadar bahwa pada suatu ketika ia akan pergi menghadap Tuhan dan segala sesuatu yang dimilikinya akan ditinggalkannya. Di dalam keberhasilan hidup kadang kita lupa diri dan selalu menyombongkan keberhasilan yang telah kita raih. Kita lupa bahwa apa yang kita capai hanyalah kepercayaan yang sifatnya se...