Langsung ke konten utama

Toekang Loenpia dan Planet Mars

Pernah ngalami pengin call someone tapi ketika kita calling yang terdengar kemudian bunyi telepon yang sedang nggak nyambung alias tulalit... tulalit... tulalit? Sudah 2 minggu ini aku ngalami kejadian kayak gini. Rasanya?? Wah.. jangan ditanya. Jengkel, gemes, gregetan semuanya campur jadi satu. Tapi untunglah kini hal itu sudah berlalu.
Istilah tulalit sekarang juga dialamatkan untuk seseorang yang kalo kita ajak omong, tapi bicaranya keluar dari jalur yang sebenarnya. Bahkan ada orang yang sadar dirinya sedang tulalit tapi tidak berusaha untuk memposisikan diri ke topik, malah mencoba kliatan pinter dengan tetep nerocos pake istilah-istilah yang malah makin nggak dimengerti lawan bicaranya.
Kalo ketemu orang kayak gini, reaksi kita pun pasti juga jengkel, gemes, gregetan. Tapi coba sekarang kita liat dari sisi lain. Bagaimana hubungan kita dengan Tuhan? Lancar ato tulalit? Bukankah kita pun sering nggak nyambung antara yang Tuhan inginkan dengan keinginan kita?
Keinginan Tuhan supaya fokus selama kita hidup di dunia ini adalah menyiapkan perbekalan untuk kehidupan kekal yang akan kita terima. Namun kita justru sering memusatkan dan mencurahkan segala pikiran, tenaga, harta dan waktu kita untuk mengejar kesenangan duniawi yang sifatnya hanya sementara saja.
Jadi jelas tho kalo tulisan ini diberi judul "Toekang Loenpia dan Planet Mars"?? Nggak ada hubungannya..........

Friendster



Komentar

Anonim mengatakan…
Judul yang memang tidak nyambung... *sigh*

hehe..
Anonim mengatakan…
asli!!!
tulalit...

Postingan populer dari blog ini

Saatku Melewati Lembah Kekelaman

Saatku melewati lembah kekelaman Badai hidup menerpaku Mataku memandangMu yang jaga jiwaku Kudapatkan pengharapan Ketika bebanku berat Dalam jalan hidupku Awan kelam menutupi Ku datang padaMu Tuhan yang pimpin langkahku Kudapatkan pengharapan PadaMu Yesusku, kusujud dan berseru Mengangkat tangan berserah padaMu Nyatakan kehendakMu bukanlah kehendakku Kutahu Kau s'lalu sertaku tak pernah tinggalkanku

Selamat Jalan, Pak Sebadja………

Sehabis mengisi pelatihan internet , sesampainya di rumah ponselku tiba-tiba berbunyi tanda ada SMS masuk. Isinya : Info Sekretariat : Bp. Pdt. Lukas Sebadja meninggal pk. 15.00 WIB di RS Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Beliau adalah gembala sidang GBI Gajah Mada Semarang, gereja tempat aku beribadah selama ini. Sungguh aku merasa kehilangan sosok gembala tangguh yang low profile dan sederhana ini. Yang dapat kukenang dari beliau ini adalah dalam setiap khotbahnya, beliau selalu menekankan bahwa hidup ini serius. Mengapa? Karena kekekalan yang akan kita terima ditentukan oleh bagaimana kita menjalani hidup yang singkat di dunia ini. Selamat Jalan, Pak Sebadja……… To everything there is a season and a time to every purpose under the heaven. He hath made everything beatiful in his time. (Ecclesiates 3: 1, 11)

RELINQUENDA

Ada seorang pengusaha kaya yang mendirikan sebuah pabrik yang besar. Ketika segala sesuatu telah siap untuk beroperasi sesuai dengan rencana, pengusaha itu lantas memerintahkan kepada orang kepercayaannya untuk menuliskan di gerbang pabrik itu sebuah kata, yaitu : “Relinquenda” yang artinya “Aku akan meninggalkannya!!” Pengusaha itu telah susah payah bertahun-tahun mengumpulkan modal untuk membangunnya dan dengan keberhasilannya membangun pabrik itu, ia dikagumi oleh kolega-koleganya dan dipuja masyarakat. Pengusaha itu amat yakin bahwa ia akan memperoleh keuntungan yang besar, tetapi mengapa ia harus menuliskan kata “Relinquenda” di gerbang pabriknya yang besar dan megah itu? Ternyata ia sadar bahwa pada suatu ketika ia akan pergi menghadap Tuhan dan segala sesuatu yang dimilikinya akan ditinggalkannya. Di dalam keberhasilan hidup kadang kita lupa diri dan selalu menyombongkan keberhasilan yang telah kita raih. Kita lupa bahwa apa yang kita capai hanyalah kepercayaan yang sifatnya se