Langsung ke konten utama

Misteri Kota Iblis


Daerah yang disebut orang sebagai Kota Iblis ( atau Moguicheng ) ini merupakan padang pasir yang terletak di provinsi Xinjian China. Walaupun terdapat banyak kastil, namun tidak ada satupun orang yang tinggal di sini.

Mengapa disebut sebagai kota iblis? Karena kota ini menyimpan suatu misteri yang sampai saat ini belum terpecahkan. Jika pada hari yang cerah kita berjalan ke arah kastil-kastil disertai tiupan angin sepoi-sepoi, maka akan terdengar alunan melodi yang menyerupai dawai-dawai gitar yang dipetik dengan lembut atau suara yang menyerupai dentingan bel. Tetapi saat badai menerpa dan pasir beterbangan ke langit yang membuat langit menjadi gelap, maka seketika itu pula aluna melodi tersebut berubah menjadi suara auman harimau, jerit tangis bayi, suara hewan yang sedang disembelih, jeritan wanita sekarat dan pada akhirnya semua akan berubah menjadi suara teriakan, tangis, dan kemarahan.

Misteri suara – suara ini masih belum dapat dipecahkan. Siapa yang membuat dan kenapa? semuanya masih misteri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RELINQUENDA

Ada seorang pengusaha kaya yang mendirikan sebuah pabrik yang besar. Ketika segala sesuatu telah siap untuk beroperasi sesuai dengan rencana, pengusaha itu lantas memerintahkan kepada orang kepercayaannya untuk menuliskan di gerbang pabrik itu sebuah kata, yaitu : “Relinquenda” yang artinya “Aku akan meninggalkannya!!” Pengusaha itu telah susah payah bertahun-tahun mengumpulkan modal untuk membangunnya dan dengan keberhasilannya membangun pabrik itu, ia dikagumi oleh kolega-koleganya dan dipuja masyarakat. Pengusaha itu amat yakin bahwa ia akan memperoleh keuntungan yang besar, tetapi mengapa ia harus menuliskan kata “Relinquenda” di gerbang pabriknya yang besar dan megah itu? Ternyata ia sadar bahwa pada suatu ketika ia akan pergi menghadap Tuhan dan segala sesuatu yang dimilikinya akan ditinggalkannya. Di dalam keberhasilan hidup kadang kita lupa diri dan selalu menyombongkan keberhasilan yang telah kita raih. Kita lupa bahwa apa yang kita capai hanyalah kepercayaan yang sifatnya se...

Menyibak Halimun Puncak Bromo

Setelah tidur 2 jam, tepat tengah malam kami berpamitan untuk meneruskan perjalanan kami ke Bromo. Gelapnya malam tidak terasa karena malam itu kebetulan malam bulan purnama. Keindahan bulan purnama yang bersinar diantara pegunungan membuatku ingin mengabadikannya. Begitu keluar dari mobil, Brrrrrr..... hawa dingin langsung menyergap, membuat tubuh ini gemetaran. Walhasil, foto bulannya malah jadi begini. ( hehehe... yg motret kayaknya lagi punya masalah sama hati nih... ) Jam 04.00 kami tiba di pos terakhir. Sebenarnya kami ingin ke Penanjakan untuk melihat sunrise dengan mobil pribadi tetapi ternyata hal itu tidak diperbolehkan. Kami diharuskan menyewa mobil dari penduduk setempat. Begitu mendengar tarifnya, kami langsung terhenyak lemas. Bayangkan 600 ribu harus kami keluarkan untuk menyewa pulang-pergi mobil jenis Toyota Hartop. Tawar-menawarpun terjadi dengan seru. Disepakati tarifnya 150rb tetapi hanya sampai di kaki Gunung Bromo sebab katanya dari situ juga bisa melihat sunrise...

Nonton Hujan Meteor Geminid

Sehabis nge-net tadi malam, iseng-iseng nonton Metro TV. Pada running text tertulis Hujan meteor Geminid akan mencapai puncaknya malam ini hingga menjelang subuh esok. Tontonan spektakuler tahunan itu, bila diamati di langit yang bersih, akan sangat memukau mengingat 120 meteor lebih bakal terbakar di langit setiap jam . Waahh.... buru-buru keluar rumah. Kebetulan langit kota Semarang sedang cerah-cerahnya. Setelah berdiri bebarapa menit, tiba-tiba di tengah kegelapan langit malam menyeruak seberkas cahaya. Horee... itu dia !!! Beberapa menit kemudian muncul lagi satu. Setelah itu muncul lagi satu, yang ini mungkin ukuran meteornya agak besar karena sinarnya tampak gedhe dan terang banget. Agak lama kemudian muncul yang lebih fantastis, 3 sinar sekaligus !! Habis itu aku masih lihat satu lagi kemudian karena sudah ngantuk, leher pegel karena mendongak terus dan dikerubuti nyamuk diriku masuk rumah. Di dalam kamar sempat berpikir bahwa ternyata Tuhan itu masih sayang sama kita kar...