Langsung ke konten utama

Bagaimana Seandainya.....

Bagaimana seandainya kalian jadi kiper ini......image hosting file




Masih mau menjawab yang agak serius ?? Silakan lanjut terusss....

Bagaimana seandainya Tuhan tidak mempunyai waktu untuk memberkati kita hari ini karena kemarin kita tidak ada waktu untuk mengucap syukur kepada-Nya....

Bagaimana seandainya Tuhan tidak lagi membimbing kita esok hari karena kita tidak mengikuti-Nya hari ini...

Bagaimana seandainya Tuhan tidak berjalan lagi dengan kita hari ini karena kita gagal untuk mengenali hari ini sebagai hari-Nya...

Bagaimana seandainya bila kita tidak akan pernah mengamati mekarnya sekuntum bunga karena kita menggerutu ketika Tuhan mengirim hujan...

Bagaimana seandainya Tuhan tidak lagi mengasihi dan peduli kepada kita...

Bagaimana seandainya Tuhan mengambil Alkitab kita esok hari karena kita tidak membacanya hari ini...

Bagaimana seandainya Tuhan tidak lagi mau memberi pesan-Nya kepada kita karena kita tidak mau mendengar kepada orang yang membawa berita-Nya...

Bagaimana seandainya Tuhan tidak mengutus Anak-Nya yang Tunggal karena Ia ingin agar kita mempersiapkan sendiri untuk membayar harga dari dosa-dosa kita...

Bagaimana seandainya pintu gereja tertutup bagi kita karena kita tidak mau membuka hati kita...

Bagaimana seandainya Tuhan menjawab doa-doa kita dengan cara seperti kita menjawab panggilan Tuhan untuk melayani-Nya...

Komentar

Adi mengatakan…
kayaknya berbuat yg terbaik aja hr ini biar gak nyesel di kemudian hari :)

Postingan populer dari blog ini

Selamat Jalan, Pak Sebadja………

Sehabis mengisi pelatihan internet , sesampainya di rumah ponselku tiba-tiba berbunyi tanda ada SMS masuk. Isinya : Info Sekretariat : Bp. Pdt. Lukas Sebadja meninggal pk. 15.00 WIB di RS Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Beliau adalah gembala sidang GBI Gajah Mada Semarang, gereja tempat aku beribadah selama ini. Sungguh aku merasa kehilangan sosok gembala tangguh yang low profile dan sederhana ini. Yang dapat kukenang dari beliau ini adalah dalam setiap khotbahnya, beliau selalu menekankan bahwa hidup ini serius. Mengapa? Karena kekekalan yang akan kita terima ditentukan oleh bagaimana kita menjalani hidup yang singkat di dunia ini. Selamat Jalan, Pak Sebadja……… To everything there is a season and a time to every purpose under the heaven. He hath made everything beatiful in his time. (Ecclesiates 3: 1, 11)

TAAT

Seorang laki-laki sedang tidur di pondoknya ketika kamarnya tiba-tiba menjadi terang, dan nampaklah Sang Juruselamat. Tuhan berkata padanya bahwa ada pekerjaan yang harus dilakukannya. Lalu Tuhan menunjukkan padanya sebuah batu besar di depan pondoknya. Tuhan menjelaskan bahwa ia harus mendorong batu itu dengan seluruh kekuatannya. Hal ini kemudian dikerjakan laki-laki itu setiap hari. Bertahun- tahun ia bekerja sejak matahari terbit sampai terbenam, pundaknya sering menjadi kaku menahan dingin, ia kelelahan karena mendorong dengan seluruh kemampuannya. Setiap malam laki-laki itu kembali ke kamarnya dengan sedih dan cemas, merasa bahwa sepanjang harinya kosong dan sia-sia. Ketika laki-laki itu mulai putus asa, si Iblispun mulai mengambil bagian untuk mengacaukan pikirannya "Sekian lama kau telah mendorong batu itu tetapi batu itu bergeming. Apa kau ingin bunuh diri? Kau tidak akan pernah bisa memindahkannnya." Lalu, ditunjukkannya pada laki-laki itu bahwa tugas itu sangat t...

RELINQUENDA

Ada seorang pengusaha kaya yang mendirikan sebuah pabrik yang besar. Ketika segala sesuatu telah siap untuk beroperasi sesuai dengan rencana, pengusaha itu lantas memerintahkan kepada orang kepercayaannya untuk menuliskan di gerbang pabrik itu sebuah kata, yaitu : “Relinquenda” yang artinya “Aku akan meninggalkannya!!” Pengusaha itu telah susah payah bertahun-tahun mengumpulkan modal untuk membangunnya dan dengan keberhasilannya membangun pabrik itu, ia dikagumi oleh kolega-koleganya dan dipuja masyarakat. Pengusaha itu amat yakin bahwa ia akan memperoleh keuntungan yang besar, tetapi mengapa ia harus menuliskan kata “Relinquenda” di gerbang pabriknya yang besar dan megah itu? Ternyata ia sadar bahwa pada suatu ketika ia akan pergi menghadap Tuhan dan segala sesuatu yang dimilikinya akan ditinggalkannya. Di dalam keberhasilan hidup kadang kita lupa diri dan selalu menyombongkan keberhasilan yang telah kita raih. Kita lupa bahwa apa yang kita capai hanyalah kepercayaan yang sifatnya se...