Langsung ke konten utama

Bagaimana Seandainya.....

Bagaimana seandainya kalian jadi kiper ini......image hosting file




Masih mau menjawab yang agak serius ?? Silakan lanjut terusss....

Bagaimana seandainya Tuhan tidak mempunyai waktu untuk memberkati kita hari ini karena kemarin kita tidak ada waktu untuk mengucap syukur kepada-Nya....

Bagaimana seandainya Tuhan tidak lagi membimbing kita esok hari karena kita tidak mengikuti-Nya hari ini...

Bagaimana seandainya Tuhan tidak berjalan lagi dengan kita hari ini karena kita gagal untuk mengenali hari ini sebagai hari-Nya...

Bagaimana seandainya bila kita tidak akan pernah mengamati mekarnya sekuntum bunga karena kita menggerutu ketika Tuhan mengirim hujan...

Bagaimana seandainya Tuhan tidak lagi mengasihi dan peduli kepada kita...

Bagaimana seandainya Tuhan mengambil Alkitab kita esok hari karena kita tidak membacanya hari ini...

Bagaimana seandainya Tuhan tidak lagi mau memberi pesan-Nya kepada kita karena kita tidak mau mendengar kepada orang yang membawa berita-Nya...

Bagaimana seandainya Tuhan tidak mengutus Anak-Nya yang Tunggal karena Ia ingin agar kita mempersiapkan sendiri untuk membayar harga dari dosa-dosa kita...

Bagaimana seandainya pintu gereja tertutup bagi kita karena kita tidak mau membuka hati kita...

Bagaimana seandainya Tuhan menjawab doa-doa kita dengan cara seperti kita menjawab panggilan Tuhan untuk melayani-Nya...

Komentar

Adi mengatakan…
kayaknya berbuat yg terbaik aja hr ini biar gak nyesel di kemudian hari :)

Postingan populer dari blog ini

RELINQUENDA

Ada seorang pengusaha kaya yang mendirikan sebuah pabrik yang besar. Ketika segala sesuatu telah siap untuk beroperasi sesuai dengan rencana, pengusaha itu lantas memerintahkan kepada orang kepercayaannya untuk menuliskan di gerbang pabrik itu sebuah kata, yaitu : “Relinquenda” yang artinya “Aku akan meninggalkannya!!” Pengusaha itu telah susah payah bertahun-tahun mengumpulkan modal untuk membangunnya dan dengan keberhasilannya membangun pabrik itu, ia dikagumi oleh kolega-koleganya dan dipuja masyarakat. Pengusaha itu amat yakin bahwa ia akan memperoleh keuntungan yang besar, tetapi mengapa ia harus menuliskan kata “Relinquenda” di gerbang pabriknya yang besar dan megah itu? Ternyata ia sadar bahwa pada suatu ketika ia akan pergi menghadap Tuhan dan segala sesuatu yang dimilikinya akan ditinggalkannya. Di dalam keberhasilan hidup kadang kita lupa diri dan selalu menyombongkan keberhasilan yang telah kita raih. Kita lupa bahwa apa yang kita capai hanyalah kepercayaan yang sifatnya se...

Menyibak Halimun Puncak Bromo

Setelah tidur 2 jam, tepat tengah malam kami berpamitan untuk meneruskan perjalanan kami ke Bromo. Gelapnya malam tidak terasa karena malam itu kebetulan malam bulan purnama. Keindahan bulan purnama yang bersinar diantara pegunungan membuatku ingin mengabadikannya. Begitu keluar dari mobil, Brrrrrr..... hawa dingin langsung menyergap, membuat tubuh ini gemetaran. Walhasil, foto bulannya malah jadi begini. ( hehehe... yg motret kayaknya lagi punya masalah sama hati nih... ) Jam 04.00 kami tiba di pos terakhir. Sebenarnya kami ingin ke Penanjakan untuk melihat sunrise dengan mobil pribadi tetapi ternyata hal itu tidak diperbolehkan. Kami diharuskan menyewa mobil dari penduduk setempat. Begitu mendengar tarifnya, kami langsung terhenyak lemas. Bayangkan 600 ribu harus kami keluarkan untuk menyewa pulang-pergi mobil jenis Toyota Hartop. Tawar-menawarpun terjadi dengan seru. Disepakati tarifnya 150rb tetapi hanya sampai di kaki Gunung Bromo sebab katanya dari situ juga bisa melihat sunrise...

Mengejar PreWedding

Tanpa diduga-duga, aku diminta bantuan oleh mentor-ku untuk membantu pemotretan pre-wedding dari rekanku, Hendry dan Ane. Tanpa pikir panjang, langsung saja aku setujui. Tanggal pemotretannya 22 Mei 2007 dengan 3 orang fotografer, yaitu : Pak Sam (mentor-ku) memakai kamera Canon EOS 20D, Ari (belakangan baru tahu kalo Ari ini ternyata masih saudaraku. Sorry, Bro...) memakai kamera Canon EOS Kiss Digital X dan aku sendiri memakai Nikon D-100 plus Panasonic FX10. Jam 07.00 kami sudah standby di Salon La Rose yang terletak di jalan Kartini untuk memotret mempelai secara candid. Jam 08.30 kami pamit untuk mengisi perut. Laperrr....... setelah itu baru ke studio foto. Jam 09.00 kami tiba di gereja. Lho, katanya mo ke studio foto? hehehe... jangan bingung dulu. GBI Gajah Mada Semarang tempatku beribadah punya Departemen MultiMedia yang dikomandani oleh Pak Sam dan kantor MM ini bisa disulap 'sim-salabim' menjadi sebuah studio foto. Mengapa memilih background putih padahal gaun...