Langsung ke konten utama

Hari Ini Penting

Hari inilah hari terpenting dalam kehidupanku.
Kemarin dengan sukses dan kemenangannya, pergumulan dan kegagalannya,
sudah lewat selamanya.
Lewat.
Selesai.
Aku tidak mungkin menghidupkannya kembali.
Aku tidak mungkin kembali dan mengubahnya.

Tetapi aku akan belajar dan meningkatkan hari ini.
Hari ini. Saat ini. Sekarang.
Inilah karunia Allah kepadaku dan hanya inilah yang aku punyai.

Hari esok dengan suka dukanya, kemenangan dan kesusahannya, belum tiba.
Bahkan hari esok belum tentu datang.
Oleh karenanya, aku tidak akan menguatirkan hari esok.

Hari inilah yang telah Allah percayakan kepadaku.
Hanya inilah yang aku punyai. Aku akan berbuat sebaik-baiknya dalam hari ini.
Aku akan mendemonstrasikan yang terbaik pada diriku hari ini
- karakterku, bakatku dan kemampuanku -
Kepada keluarga dan teman-temanku, klien dan rekan-rekanku.
Aku akan mengidentifikasikan hal-hal terpenting untuk dikerjakan hari ini,
dan itulah yang akan aku kerjakan hingga selesai.
Dan setelah hari ini selesai, aku akan menengok ke belakang dengan puas,
melihat apa yang telah aku capai.

Barulah akan aku rencanakan hari esok.
Berupaya meningkatkannya lebih lagi dari hari ini,
dengan pertolongan Allah.

Lalu aku akan tidur dengan damai sejahtera...
Mencukupkan diri.

Komentar

Jeepban mengatakan…
wah met ULTAH yo kang sory aku gak bisa ngasi apa2 kecuali slamet slamet das s e l a m e t
Nunung mengatakan…
Wah ...isi postingan hari ini penting, bagus juga, btw emang lagi ultah ya...kalo gitu met ultah ya kang andhi, semoga tercapai apa yang lagi diinginkan.
Kang Andhi mengatakan…
waduuhh.. aku belum ultah.
2 bulan lagi...

Postingan populer dari blog ini

Selamat Jalan, Pak Sebadja………

Sehabis mengisi pelatihan internet , sesampainya di rumah ponselku tiba-tiba berbunyi tanda ada SMS masuk. Isinya : Info Sekretariat : Bp. Pdt. Lukas Sebadja meninggal pk. 15.00 WIB di RS Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Beliau adalah gembala sidang GBI Gajah Mada Semarang, gereja tempat aku beribadah selama ini. Sungguh aku merasa kehilangan sosok gembala tangguh yang low profile dan sederhana ini. Yang dapat kukenang dari beliau ini adalah dalam setiap khotbahnya, beliau selalu menekankan bahwa hidup ini serius. Mengapa? Karena kekekalan yang akan kita terima ditentukan oleh bagaimana kita menjalani hidup yang singkat di dunia ini. Selamat Jalan, Pak Sebadja……… To everything there is a season and a time to every purpose under the heaven. He hath made everything beatiful in his time. (Ecclesiates 3: 1, 11)

Menyibak Halimun Puncak Bromo

Setelah tidur 2 jam, tepat tengah malam kami berpamitan untuk meneruskan perjalanan kami ke Bromo. Gelapnya malam tidak terasa karena malam itu kebetulan malam bulan purnama. Keindahan bulan purnama yang bersinar diantara pegunungan membuatku ingin mengabadikannya. Begitu keluar dari mobil, Brrrrrr..... hawa dingin langsung menyergap, membuat tubuh ini gemetaran. Walhasil, foto bulannya malah jadi begini. ( hehehe... yg motret kayaknya lagi punya masalah sama hati nih... ) Jam 04.00 kami tiba di pos terakhir. Sebenarnya kami ingin ke Penanjakan untuk melihat sunrise dengan mobil pribadi tetapi ternyata hal itu tidak diperbolehkan. Kami diharuskan menyewa mobil dari penduduk setempat. Begitu mendengar tarifnya, kami langsung terhenyak lemas. Bayangkan 600 ribu harus kami keluarkan untuk menyewa pulang-pergi mobil jenis Toyota Hartop. Tawar-menawarpun terjadi dengan seru. Disepakati tarifnya 150rb tetapi hanya sampai di kaki Gunung Bromo sebab katanya dari situ juga bisa melihat sunrise...

TAAT

Seorang laki-laki sedang tidur di pondoknya ketika kamarnya tiba-tiba menjadi terang, dan nampaklah Sang Juruselamat. Tuhan berkata padanya bahwa ada pekerjaan yang harus dilakukannya. Lalu Tuhan menunjukkan padanya sebuah batu besar di depan pondoknya. Tuhan menjelaskan bahwa ia harus mendorong batu itu dengan seluruh kekuatannya. Hal ini kemudian dikerjakan laki-laki itu setiap hari. Bertahun- tahun ia bekerja sejak matahari terbit sampai terbenam, pundaknya sering menjadi kaku menahan dingin, ia kelelahan karena mendorong dengan seluruh kemampuannya. Setiap malam laki-laki itu kembali ke kamarnya dengan sedih dan cemas, merasa bahwa sepanjang harinya kosong dan sia-sia. Ketika laki-laki itu mulai putus asa, si Iblispun mulai mengambil bagian untuk mengacaukan pikirannya "Sekian lama kau telah mendorong batu itu tetapi batu itu bergeming. Apa kau ingin bunuh diri? Kau tidak akan pernah bisa memindahkannnya." Lalu, ditunjukkannya pada laki-laki itu bahwa tugas itu sangat t...