Langsung ke konten utama

Ngupil dan Karakter

Melihat Karakter Manusia Dari Cara Mengupil
(hehehe... dapet dari forum)

Orang yang taat beragama,
Berdoa dulu sebelum ngupil.

Orang yang tidak berpendidikan,
Menggunakan jari orang lain untuk ngupil.

Orang yang suka ganti suasana,
Selalu menggunakan jari yang berbeda tiap kali ngupil

Orang yang menganggap waktu adalah uang,
Kalo ngupil, 2 lobang sekaligus (Sekali mendayung, 2 pulau terlampaui)

Orang yang perfeksionis,
Kalo mau ngupil ia mencuci tangannya sampai bersih. Setelah ngupil, tangannya dicuci lagi, dan hidungnya dikompres dengan alkohol, untuk mencegah terjadinya infeksi karena saat ngupil, bisa saja jari tangan melukai hidung.

Orang yang berlibido tinggi,
Saat ngupil, jarinya di masukkan dan dikeluarkan dan dimasukkan dan dikeluarkan dan di masukkan dan dikeluarkan dan di masukkan dan dikeluarkan dan di masukkan dan dikeluarkan dan di masukkan dan dikeluarkan dan dimasukkan dan dikeluarkan sampai keluar lendir.

Orang yang tidak berpendidikan tapi punya sopan santun,
Menggunakan jari orang lain untuk ngupil, dan mengucapkan terima kasih setelah selesai.

Orang yang inovatif,
Menggunakan jari kaki untuk ngupil

Orang berjiwa samurai,
Saat ngupil, jari dimasukkan ke hidung, ditarik ke atas, diturunkan kebawah,tarik ke kiri kemudian tarik ke kanan.

Orang yang suka petualangan,
Selalu mencoba untuk meraih celah yang tak pernah diraih tiap kali ngupil.

Orang yang mempunyai time-management yang tinggi,
Ada jadwal tuk ngupil per minggu, dan selang waktu untuk ngupil tiap kali ngupil.

Orang yang bagaikan punguk merindukan bulan,
Mencoba untuk melompat lompat, dan mengharapkan upilnya akan turun dengan sendirinya.

Orang yang punya kecenderungan "Psychopath",
Hanya akan berhenti ngupil setelah hidungnya berdarah.

Orang yang nggak tahan digelitik,
Sambil ngupil, sambil tertawa.

Orang yang mengikuti perkembangan teknologi,
Ngupil dengan memakai antenna handphone.

Orang yang nggak mau menghabiskan waktu untuk melakukan hal sia-sia,
Membuka lebar hidungnya dan menyuruh orang lain untuk mengintip apakah ada upil di dalam, karena nggak mau sia-sia masukin jari ke hidung tapi ternyata nggak ada upil.

Orang yang berjiwa oriental,
Menggunakan sumpit untuk ngupil.

Orang yang pilih kasih,
Hanya ngupil lobang hidung sebelah kiri, sedangkan yang kanan dibiarkan begitu saja.

Orang yang adil, arif dan bijaksana,
Kalo upil dari lobang hidung sebelah kiri lebih banyak dibanding upil dari hidung sebelah kanan, maka dia akan masukkan sedikit upil dari lobang hidung sebelah kiri kedalam lobang hidung sebelah kanan, baru mulai ngupil lagi.

Orang yang plin plan, alias baru makan buah simalakama,
Ngupil salah, nggak ngupil salah, ngupil salah, nggak ngupil salah, ya udah... ngupil aja deh!

Orang yang latah,
Saat kuku tangan tanpa sengaja melukai hidung, maka dia akan berteriak "EH MAMA KU UPIL EH UPIL KU MAMA"

Orang yang pelupa,
Saat jari tangan sudah di dalam hidung, sesaat dia lupa apa yang ingin dia lakukan dengan memasukkan jari ke hidung.

Orang yang ceroboh,
Orang yang setelah selesai ngupil lobang hidung sebelah kiri, kemudian lupa untuk ngupil lobang hidung sebelah kanan.

Orang yang punya kecenderungan "Copy Cat",
Setelah ngupil, dia akan berkata; "Ngupil? Siapa takut..."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saatku Melewati Lembah Kekelaman

Saatku melewati lembah kekelaman Badai hidup menerpaku Mataku memandangMu yang jaga jiwaku Kudapatkan pengharapan Ketika bebanku berat Dalam jalan hidupku Awan kelam menutupi Ku datang padaMu Tuhan yang pimpin langkahku Kudapatkan pengharapan PadaMu Yesusku, kusujud dan berseru Mengangkat tangan berserah padaMu Nyatakan kehendakMu bukanlah kehendakku Kutahu Kau s'lalu sertaku tak pernah tinggalkanku

Selamat Jalan, Pak Sebadja………

Sehabis mengisi pelatihan internet , sesampainya di rumah ponselku tiba-tiba berbunyi tanda ada SMS masuk. Isinya : Info Sekretariat : Bp. Pdt. Lukas Sebadja meninggal pk. 15.00 WIB di RS Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Beliau adalah gembala sidang GBI Gajah Mada Semarang, gereja tempat aku beribadah selama ini. Sungguh aku merasa kehilangan sosok gembala tangguh yang low profile dan sederhana ini. Yang dapat kukenang dari beliau ini adalah dalam setiap khotbahnya, beliau selalu menekankan bahwa hidup ini serius. Mengapa? Karena kekekalan yang akan kita terima ditentukan oleh bagaimana kita menjalani hidup yang singkat di dunia ini. Selamat Jalan, Pak Sebadja……… To everything there is a season and a time to every purpose under the heaven. He hath made everything beatiful in his time. (Ecclesiates 3: 1, 11)

RELINQUENDA

Ada seorang pengusaha kaya yang mendirikan sebuah pabrik yang besar. Ketika segala sesuatu telah siap untuk beroperasi sesuai dengan rencana, pengusaha itu lantas memerintahkan kepada orang kepercayaannya untuk menuliskan di gerbang pabrik itu sebuah kata, yaitu : “Relinquenda” yang artinya “Aku akan meninggalkannya!!” Pengusaha itu telah susah payah bertahun-tahun mengumpulkan modal untuk membangunnya dan dengan keberhasilannya membangun pabrik itu, ia dikagumi oleh kolega-koleganya dan dipuja masyarakat. Pengusaha itu amat yakin bahwa ia akan memperoleh keuntungan yang besar, tetapi mengapa ia harus menuliskan kata “Relinquenda” di gerbang pabriknya yang besar dan megah itu? Ternyata ia sadar bahwa pada suatu ketika ia akan pergi menghadap Tuhan dan segala sesuatu yang dimilikinya akan ditinggalkannya. Di dalam keberhasilan hidup kadang kita lupa diri dan selalu menyombongkan keberhasilan yang telah kita raih. Kita lupa bahwa apa yang kita capai hanyalah kepercayaan yang sifatnya se