Langsung ke konten utama

Pandawa Water World

Kalo pengen ke water world sekarang gak perlu jauh2, coz di Solo sudah ada. Namanya Pandawa Water World. Lokasinya di Cemara Raya Solo Baru, Sukoharjo. Hanya 5 menit dari kota Solo atau 20 menit dari Bandara Adi Sumarmo. Denahnya bisa dilihat di sini
Tiketnya kalo hari Senin 35 rb, Selasa-Jumat 50 rb, Sabtu-Minggu, dan Hari Libur 100 rb. Bagi pemegang Credit Card BCA bisa menikmati tarif promo pay 1 for 2 pada saat weekend. Tiket ini berlaku untuk menikmati semua permainan yang ada kecuali bungee jumping.
Pandawa Water World ini buka dari jam 10 pagi sampai jam 6 sore (Senin-Jumat) dan pada hari Sabtu-Minggu / hari Libur buka dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore.
Bagi kaum putri, untuk bisa menikmati semua wahana yang ada, hukumnya wajib memakai baju renang.


Begitu kita masuk kita langsung akan melihat sosok Kresna yang gede banget, mungkin perwujudannya saat lagi ber-TriWikrama. Di dalamnya ada 2 wahana yaitu Black Hole dan Wave Pool.
Untuk Black Hole, kita akan menikmati meluncur dalam kegelapan. Asli gelap.... gak bisa liat apa-apa. Bisa milih mau meluncur dari kiri atau dari kanan. Untuk wahana ini, kita harus naik boat yang warna biru.


Sedangkan untuk Wave Pool, kita bisa menikmatinya sambil berenang atau naik boat. Di sini kita akan dihantam gelombang buatan yang makin lama makin tinggi. Wahana ini ada tiap 1 jam sekali.
Wahana lainnya :


Raft Slide, sama seperti Black Hole, hanya saja kita bisa melihat saat meluncur.
Racer Slide, di sini kita bisa balapan meluncur dengan rekan kita. Untuk 2 wahana ini, kita bisa pakai boat warna biru atau kuning.
Bagi yang tidak mau pakai boat, kita bisa menjajal Body Slide.
Capek menikmati itu semua, manjakan diri Anda dengan berendam di kolam Air Panas.
Selain untuk orang dewasa, ada juga wahana yang untuk anak-anak, namanya Kiddy Pool.
Meskipun saat masuk Pandawa Water World, kita dilarang membawa makanan/minuman, tetapi di dalam sudah tersedia 16 food court yang siap melayani.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saatku Melewati Lembah Kekelaman

Saatku melewati lembah kekelaman Badai hidup menerpaku Mataku memandangMu yang jaga jiwaku Kudapatkan pengharapan Ketika bebanku berat Dalam jalan hidupku Awan kelam menutupi Ku datang padaMu Tuhan yang pimpin langkahku Kudapatkan pengharapan PadaMu Yesusku, kusujud dan berseru Mengangkat tangan berserah padaMu Nyatakan kehendakMu bukanlah kehendakku Kutahu Kau s'lalu sertaku tak pernah tinggalkanku

Selamat Jalan, Pak Sebadja………

Sehabis mengisi pelatihan internet , sesampainya di rumah ponselku tiba-tiba berbunyi tanda ada SMS masuk. Isinya : Info Sekretariat : Bp. Pdt. Lukas Sebadja meninggal pk. 15.00 WIB di RS Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Beliau adalah gembala sidang GBI Gajah Mada Semarang, gereja tempat aku beribadah selama ini. Sungguh aku merasa kehilangan sosok gembala tangguh yang low profile dan sederhana ini. Yang dapat kukenang dari beliau ini adalah dalam setiap khotbahnya, beliau selalu menekankan bahwa hidup ini serius. Mengapa? Karena kekekalan yang akan kita terima ditentukan oleh bagaimana kita menjalani hidup yang singkat di dunia ini. Selamat Jalan, Pak Sebadja……… To everything there is a season and a time to every purpose under the heaven. He hath made everything beatiful in his time. (Ecclesiates 3: 1, 11)

RELINQUENDA

Ada seorang pengusaha kaya yang mendirikan sebuah pabrik yang besar. Ketika segala sesuatu telah siap untuk beroperasi sesuai dengan rencana, pengusaha itu lantas memerintahkan kepada orang kepercayaannya untuk menuliskan di gerbang pabrik itu sebuah kata, yaitu : “Relinquenda” yang artinya “Aku akan meninggalkannya!!” Pengusaha itu telah susah payah bertahun-tahun mengumpulkan modal untuk membangunnya dan dengan keberhasilannya membangun pabrik itu, ia dikagumi oleh kolega-koleganya dan dipuja masyarakat. Pengusaha itu amat yakin bahwa ia akan memperoleh keuntungan yang besar, tetapi mengapa ia harus menuliskan kata “Relinquenda” di gerbang pabriknya yang besar dan megah itu? Ternyata ia sadar bahwa pada suatu ketika ia akan pergi menghadap Tuhan dan segala sesuatu yang dimilikinya akan ditinggalkannya. Di dalam keberhasilan hidup kadang kita lupa diri dan selalu menyombongkan keberhasilan yang telah kita raih. Kita lupa bahwa apa yang kita capai hanyalah kepercayaan yang sifatnya se