Langsung ke konten utama

Suami Pertama

Kebayang nggak kalo kalian sebagai orang yang pertama dan satu-satunya di bumi? Kalian pasti kesepian!! Nach, seperti itulah kehidupan Adam, manusia pertama. Ia tidak punya orang tua, anak, keluarga dan teman. Tetapi Sang Pencipta tidak membiarkan Adam mengalami pergumulan panjang, Ia berikan Hawa kepadanya, karena Sang Pencipta menganggap keberadaan Adam tidak lengkap. Sang Pencipta menilai situasi Adam itu "tidak baik". Kata "tidak baik" ini berarti buruk karena tidak lengkap. Karena Adam butuh penolong, maka Sang Pencipta membuat Adam tidur nyenyak dan mengoperasinya. (well, inilah operasi pertama di dunia!!) Sang Penciptamengambil tulang rusuk Adam dan dengan kreativitas yang tidak ada bandingannya, Dia menciptakan Hawa! Hal ini akan menghapus kesendirian dan status Adam yang "tidak Baik" itu. Adam adalah manusia pertama yang menjalani pernikahan dengan calon istri tunggal - tidak ada pilihan, dan Adam menjadi suami pertama di dunia. Karena yang diberikan hanya seorang Hawa, maka pernikahan seharusnya adalah monogami. Pernikahan pertama di dunia, yaitu antara Adam dan Hawa, dihadiri oleh Sang Pencipta sendiri dan disaksikan oleh alam semesta, laut, sungai, binatang darat dan binatang laut!!

Komentar

Anonim mengatakan…
begitu baca postingan ini, yg ad di pikiran gua cuma satu: "WOW"
Anonim mengatakan…
Setuju!!! Poligami itu gak fair!
wong aku satu aja belum punya.
hehehehe

Postingan populer dari blog ini

RELINQUENDA

Ada seorang pengusaha kaya yang mendirikan sebuah pabrik yang besar. Ketika segala sesuatu telah siap untuk beroperasi sesuai dengan rencana, pengusaha itu lantas memerintahkan kepada orang kepercayaannya untuk menuliskan di gerbang pabrik itu sebuah kata, yaitu : “Relinquenda” yang artinya “Aku akan meninggalkannya!!” Pengusaha itu telah susah payah bertahun-tahun mengumpulkan modal untuk membangunnya dan dengan keberhasilannya membangun pabrik itu, ia dikagumi oleh kolega-koleganya dan dipuja masyarakat. Pengusaha itu amat yakin bahwa ia akan memperoleh keuntungan yang besar, tetapi mengapa ia harus menuliskan kata “Relinquenda” di gerbang pabriknya yang besar dan megah itu? Ternyata ia sadar bahwa pada suatu ketika ia akan pergi menghadap Tuhan dan segala sesuatu yang dimilikinya akan ditinggalkannya. Di dalam keberhasilan hidup kadang kita lupa diri dan selalu menyombongkan keberhasilan yang telah kita raih. Kita lupa bahwa apa yang kita capai hanyalah kepercayaan yang sifatnya se...

Menyibak Halimun Puncak Bromo

Setelah tidur 2 jam, tepat tengah malam kami berpamitan untuk meneruskan perjalanan kami ke Bromo. Gelapnya malam tidak terasa karena malam itu kebetulan malam bulan purnama. Keindahan bulan purnama yang bersinar diantara pegunungan membuatku ingin mengabadikannya. Begitu keluar dari mobil, Brrrrrr..... hawa dingin langsung menyergap, membuat tubuh ini gemetaran. Walhasil, foto bulannya malah jadi begini. ( hehehe... yg motret kayaknya lagi punya masalah sama hati nih... ) Jam 04.00 kami tiba di pos terakhir. Sebenarnya kami ingin ke Penanjakan untuk melihat sunrise dengan mobil pribadi tetapi ternyata hal itu tidak diperbolehkan. Kami diharuskan menyewa mobil dari penduduk setempat. Begitu mendengar tarifnya, kami langsung terhenyak lemas. Bayangkan 600 ribu harus kami keluarkan untuk menyewa pulang-pergi mobil jenis Toyota Hartop. Tawar-menawarpun terjadi dengan seru. Disepakati tarifnya 150rb tetapi hanya sampai di kaki Gunung Bromo sebab katanya dari situ juga bisa melihat sunrise...

Selamat Jalan, Pak Sebadja………

Sehabis mengisi pelatihan internet , sesampainya di rumah ponselku tiba-tiba berbunyi tanda ada SMS masuk. Isinya : Info Sekretariat : Bp. Pdt. Lukas Sebadja meninggal pk. 15.00 WIB di RS Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Beliau adalah gembala sidang GBI Gajah Mada Semarang, gereja tempat aku beribadah selama ini. Sungguh aku merasa kehilangan sosok gembala tangguh yang low profile dan sederhana ini. Yang dapat kukenang dari beliau ini adalah dalam setiap khotbahnya, beliau selalu menekankan bahwa hidup ini serius. Mengapa? Karena kekekalan yang akan kita terima ditentukan oleh bagaimana kita menjalani hidup yang singkat di dunia ini. Selamat Jalan, Pak Sebadja……… To everything there is a season and a time to every purpose under the heaven. He hath made everything beatiful in his time. (Ecclesiates 3: 1, 11)