Langsung ke konten utama

Pantai Pasir Putih Situbondo

Dari wisata pegunungan, kami beralih ke wisata bahari. Tempat yang kami tuju adalah Pantai Pasir Putih Situbondo. Pantai ini terletak di sepanjang jalan keluar masuk Situbondo. Sesuai namanya, pasir di pantai ini memang warnanya putih ( dalam arti bersih ). Dan tidak ada ombaknya sehingga keindahan pantai ini bisa dinikmati sampai ke tengah. Untuk bisa sampai ke tengah, bisa dengan berenang atau menyewa ban / kano . Kalau sudah sampai di tengah dan bisa menyelam, silakan menikmati indahnya terumbu karang di dasar laut.

Wah.. lha kalo nggak bisa menyelam? Santai saja, pakai cara kami, menyewa perahu layar yang banyak berjejer, terus nanti disediakan oleh tukang perahu sebuah kotak kaca yang fungsinya untuk melihat keindahan dasar laut pantai pasir putih. Tarifnya nggak mahal koq... cuma 50rb untuk satu perahu, jadi kalo datang rame-rame khan bisa murah.



Habis dari menikmati keindahan Pantai Pasir Putih Situbondo, barulah kami kami pulang ke Semarang. See you in next trip.... !!!


Komentar

Anonim mengatakan…
wah... asik banget.. kok punya waktu banyak buat berlibur mas? lagi cuti po?
Anonim mengatakan…
MANTAB!!!

PENGEN!!!
Er Maya mengatakan…
pengen de kesana, maen pasir, bikin istana pasir, trus kejar2an di pinggir pantai kek lagi suting vidio klip gitu
Anonim mengatakan…
siip tour de jatim-nya...wahhh sayang kemaren diajak ga bisa, ga bisa duitnya hehehehe

Postingan populer dari blog ini

RELINQUENDA

Ada seorang pengusaha kaya yang mendirikan sebuah pabrik yang besar. Ketika segala sesuatu telah siap untuk beroperasi sesuai dengan rencana, pengusaha itu lantas memerintahkan kepada orang kepercayaannya untuk menuliskan di gerbang pabrik itu sebuah kata, yaitu : “Relinquenda” yang artinya “Aku akan meninggalkannya!!” Pengusaha itu telah susah payah bertahun-tahun mengumpulkan modal untuk membangunnya dan dengan keberhasilannya membangun pabrik itu, ia dikagumi oleh kolega-koleganya dan dipuja masyarakat. Pengusaha itu amat yakin bahwa ia akan memperoleh keuntungan yang besar, tetapi mengapa ia harus menuliskan kata “Relinquenda” di gerbang pabriknya yang besar dan megah itu? Ternyata ia sadar bahwa pada suatu ketika ia akan pergi menghadap Tuhan dan segala sesuatu yang dimilikinya akan ditinggalkannya. Di dalam keberhasilan hidup kadang kita lupa diri dan selalu menyombongkan keberhasilan yang telah kita raih. Kita lupa bahwa apa yang kita capai hanyalah kepercayaan yang sifatnya se

Saatku Melewati Lembah Kekelaman

Saatku melewati lembah kekelaman Badai hidup menerpaku Mataku memandangMu yang jaga jiwaku Kudapatkan pengharapan Ketika bebanku berat Dalam jalan hidupku Awan kelam menutupi Ku datang padaMu Tuhan yang pimpin langkahku Kudapatkan pengharapan PadaMu Yesusku, kusujud dan berseru Mengangkat tangan berserah padaMu Nyatakan kehendakMu bukanlah kehendakku Kutahu Kau s'lalu sertaku tak pernah tinggalkanku

Menyibak Halimun Puncak Bromo

Setelah tidur 2 jam, tepat tengah malam kami berpamitan untuk meneruskan perjalanan kami ke Bromo. Gelapnya malam tidak terasa karena malam itu kebetulan malam bulan purnama. Keindahan bulan purnama yang bersinar diantara pegunungan membuatku ingin mengabadikannya. Begitu keluar dari mobil, Brrrrrr..... hawa dingin langsung menyergap, membuat tubuh ini gemetaran. Walhasil, foto bulannya malah jadi begini. ( hehehe... yg motret kayaknya lagi punya masalah sama hati nih... ) Jam 04.00 kami tiba di pos terakhir. Sebenarnya kami ingin ke Penanjakan untuk melihat sunrise dengan mobil pribadi tetapi ternyata hal itu tidak diperbolehkan. Kami diharuskan menyewa mobil dari penduduk setempat. Begitu mendengar tarifnya, kami langsung terhenyak lemas. Bayangkan 600 ribu harus kami keluarkan untuk menyewa pulang-pergi mobil jenis Toyota Hartop. Tawar-menawarpun terjadi dengan seru. Disepakati tarifnya 150rb tetapi hanya sampai di kaki Gunung Bromo sebab katanya dari situ juga bisa melihat sunrise