Langsung ke konten utama

Natal dan 2 Tahun Baru

Wah udah lama, nggak update ini blog. Desember kemaren benar-benar disibukkan dengan perayaan Natal, apalagi kali ini GBI GajahMada Semarang dipercayai untuk mengisi acara Natal di Mall Ciputra Simpang Lima dan SriRatu Pemuda Semarang dari tgl 19-25 Desember 2007.

Sehari setelah Natal, rumahku disibukkan dengan acara bersih-bersih dan masak-masak karena sedulur-sedulur dari Jakarta dan Solo akan datang. Namun manusia boleh berencana tapi Tuhan yang menentukan. Hari itu kota Solo dilanda banjir dan tanah longsor sehingga para sedulur nggak bisa berangkat ke Semarang. Walah.... padahal di sini sudah kadung masak besar, pake pesan kepiting dan es krim segala. Untungnya ada sedulur-sedulur Semarang, tetangga dan teman gereja yang datang. Jadi, makanannya nggak sisa banyak banget.

Kedatangan teman gerejaku ternyata membawa undangan anjangsana ke Panti Asuhan El-Roi pada tanggal 28 Desember 2007. Biasanya kalo hari Jum’at sore aku ada acara FA, tetapi karena libur, maka aku mengiyakan undangan itu. Setelah persiapan mengenai apa saja yang harus dibawa sudah beres, maka kami berlima ( aku, Otto, Ningrum, Triana dan Ratna ) berangkat ke panti asuhan yang terletak di daerah Plamongan Indah itu. Kedatangan kami ternyata disambut hangat oleh anak-anak panti asuhan tersebut, bahkan masing-masing kami dilengketi oleh beberapa anak. Akibatnya saat mau pamitan pulang, kami digondeli nggak boleh pulang, bahkan ada yang sampai nangis nggerung-nggerung. Akhirnya setelah dibujuk oleh para pengasuh panti, barulah kami bisa pulang.

Karena lapar dan karena ada yang janji mau nraktir, kami mampir di warung bakso Kuncoro yang terletak di seberang kantorku. Lagi enak-enaknya makan, ponselku bunyi. Ternyata dari Pak Sam, pembimbing rohaniku. Beliau mengajakku besok Sabtu jeng-jeng ke Jogja, mumpung ada mobil nganggur katanya. Kujawab : OK !!

Sabtu paginya, dengan personel 6 orang ( Pak Sam dan istri tercinta, Sisca, Deni, Angga dan aku ) goes to Jogja. Di kota gudeg ini, seharian kami keliling dari mall ke mall. Berhubung aku nggak suka shopping, maka aku pilih ngendon di toko buku Gramedia yang kebetulan ada di mall tersebut. Di situ aku temukan sebuah buku yang sudah lama pengen aku beli. Buku Desain Kaos Distro dengan Corel Draw karangan Slamet Hariyadi.

( dari buku inilah nantinya aku dapat ide bikin kaos sebagai kado untuk seseorang yang berulang tahun tanggal 4 Januari ).

Malamnya kami langsung pulang ke Semarang, mengingat besok pagi kami ada tugas pelayanan di gereja.

Pada hari Minggu-nya, setelah kebaktian sore, kami dari departemen Multimedia mendapat tugas mendekor gereja untuk kebaktian tutup tahun. Dan tugas tersebut akhirnya dapat kami selesaikan pada pukul 01.30 dini hari. Kerja buat Tuhan selalu manise...Halleluya... !!!

Senin sore atau sehari sebelum Tahun Baru, aku janjian dengan Nining dan Belina untuk bezoek Lusika, rekan pelayanan yang mengalami retak tulang keringnya gara-gara kecelakaan motor saat akan berangkat kerja. Saat bezoek itu, ponselku berdering. Surprise !! Ternyata dari sedulur-sedulurku Jakarta dan Solo yang ngasih kabar kalo mereka saat ini dalam perjalanan ke Semarang dan sekarang sudah sampai di daerah Karangjati.


Malam harinya, suasana rumah benar-benar meriah !! Maklum sudah lama nggak ketemu, terutama dengan PakDhe Jakarta. Meskipun mendadak, untungnya kami sempat beli menu favorit yaitu kepiting di Pak Sangklak - Tanah Mas. Namun jam 8 malam, aku harus ke gereja karena tugas singer pada kebaktian tutup tahun.

Kebaktian tutup tahun berakhir jam 01.00 dini hari dan sebetulnya saat di Jogja sudah ada rencana sehabis kebaktian, untuk pergi ke Salatiga dan besoknya ke Bandungan untuk naik flying fox.. Namun berhubung ada saudara yang sudah datang dari jauh dan sudah lama nggak ketemu, maka kali ini aku nggak ikut. Keluarga dan ikatan perseduluran khan lebih penting….

Namun niat naik flying fox akhirnya kesampaian juga tgl 10 Januari 2008 pas tahun baru Suro. Inipun sebenarnya nggak direncanakan. Karena rencana semula refreshing ke Pati bersama teman-teman FA. Namun karena daerah Kudus dan Pati sedang tertimpa musibah banjir, maka rencana itu di-cancel. Nah, saat itulah ada tawaran untuk pergi ke Bandungan.


Lokasinya terletak di Umbul Sido Mukti-Bandungan. Ancer-ancernya dari pasar Jimbaran belok kanan lalu ikuti papan petunjuk yang ada. Tiket masuk 5000, sedangkan kalo mo menjajal flying fox cukup keluar kocek 8000 rupiah saja. Panjang flying fox-nya mencapai 110 meter dan menurut penjaganya, ini merupakan yang terpanjang di Jawa Tengah. Selain itu yang bikin tambah sport jantung adalah tingginya, karena kita akan meluncur melewati lembah yang tingginya mungkin mencapai 20 meter.

Selain flying fox, juga ada marine bridge – menyeberang lewat jembatan tali. Lalu ada lintas alam menyusuri sungai dan juga ada kolam renang yang kedalamannya bervariasi.

Abis dari Bandungan lalu ke Kafe Banaran yang terletak di ruas jalan antara Bawen - Salatiga. Di situ selain bisa minum kopi dan teh, juga tersedia kereta wisata untuk keliling perkebunan. Yang seru, disitu juga tersedia ATV ( All- Terrain Vehicle ). Itu lho, motor yang rodanya empat. Ongkosnya 10 ribu dan dapat jatah 2x putaran. Tips naik ATV adalah tangan harus lemas. Kalo kaku, ATV-nya bakal melenceng ke kiri ato ke kanan. Di motor ini terdapat persneling untuk netral, maju dan mundur. Untuk menjalankannya cukup arahkan persneling ke gigi maju. Lalu tinggal mainkan gas, jangan lupa nge-rem kalo mo nabrak. Sayangnya saat itu kita nggak bisa adu balap coz ATV-nya tinggal satu, lainnya lagi pada masuk bengkel.

Dah segitu dulu ceritanya, besok disambung lagi.....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saatku Melewati Lembah Kekelaman

Saatku melewati lembah kekelaman Badai hidup menerpaku Mataku memandangMu yang jaga jiwaku Kudapatkan pengharapan Ketika bebanku berat Dalam jalan hidupku Awan kelam menutupi Ku datang padaMu Tuhan yang pimpin langkahku Kudapatkan pengharapan PadaMu Yesusku, kusujud dan berseru Mengangkat tangan berserah padaMu Nyatakan kehendakMu bukanlah kehendakku Kutahu Kau s'lalu sertaku tak pernah tinggalkanku

Selamat Jalan, Pak Sebadja………

Sehabis mengisi pelatihan internet , sesampainya di rumah ponselku tiba-tiba berbunyi tanda ada SMS masuk. Isinya : Info Sekretariat : Bp. Pdt. Lukas Sebadja meninggal pk. 15.00 WIB di RS Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Beliau adalah gembala sidang GBI Gajah Mada Semarang, gereja tempat aku beribadah selama ini. Sungguh aku merasa kehilangan sosok gembala tangguh yang low profile dan sederhana ini. Yang dapat kukenang dari beliau ini adalah dalam setiap khotbahnya, beliau selalu menekankan bahwa hidup ini serius. Mengapa? Karena kekekalan yang akan kita terima ditentukan oleh bagaimana kita menjalani hidup yang singkat di dunia ini. Selamat Jalan, Pak Sebadja……… To everything there is a season and a time to every purpose under the heaven. He hath made everything beatiful in his time. (Ecclesiates 3: 1, 11)

RELINQUENDA

Ada seorang pengusaha kaya yang mendirikan sebuah pabrik yang besar. Ketika segala sesuatu telah siap untuk beroperasi sesuai dengan rencana, pengusaha itu lantas memerintahkan kepada orang kepercayaannya untuk menuliskan di gerbang pabrik itu sebuah kata, yaitu : “Relinquenda” yang artinya “Aku akan meninggalkannya!!” Pengusaha itu telah susah payah bertahun-tahun mengumpulkan modal untuk membangunnya dan dengan keberhasilannya membangun pabrik itu, ia dikagumi oleh kolega-koleganya dan dipuja masyarakat. Pengusaha itu amat yakin bahwa ia akan memperoleh keuntungan yang besar, tetapi mengapa ia harus menuliskan kata “Relinquenda” di gerbang pabriknya yang besar dan megah itu? Ternyata ia sadar bahwa pada suatu ketika ia akan pergi menghadap Tuhan dan segala sesuatu yang dimilikinya akan ditinggalkannya. Di dalam keberhasilan hidup kadang kita lupa diri dan selalu menyombongkan keberhasilan yang telah kita raih. Kita lupa bahwa apa yang kita capai hanyalah kepercayaan yang sifatnya se