Langsung ke konten utama

Kehebatan Sebuah Pujian

Seorang anak muda di London bercita-cita menjadi penulis,namun kelihatannya itu sukar terwujud. Pemuda ini hanya bersekolah empat tahun saja dan ayahnya di penjara karena tidak mampu melunasi hutang-hutangnya.

Untuk sekedar tidak kelaparan, anakmuda ini bekerja sebagai penempel label botol di sebuah gudang yang dipenuhi tikus. Dia tidur di loteng bersama dua anak lelaki yang sama miskinnya.

Namun dengan sedikit keberanian pada dirinya dan keyakinannya bahwa ia bisa menulis, pemuda ini lalu mengirimkan tulisannyadi malam hari agar tidak ada orang yang menertawakan mimpinya ini.

Tulisannya yang pertama, dan tulisan lainnya yang sudah tidak terhitung jumlahnya, semuanya ditolak oleh penerbit. Sampai akhirnya satu tulisannya diterima. Pemuda ini tidak memperoleh bayaran sepeser pun, namun editor penerbitan memuji kemampuannya menulis.

Pujian kecil ini telah membuatnya begitu berbahagia hingga ia berjalan lontang-lantung tanpa tujuan sambil berurai air mata. Pujian ini pun makin mengeraskan hatinya untuk terus menulisdan memperbaiki teknik penulisannya.

Dia kemudian terkenal sebagai penulis brillian yang karya-karyanya dibicarakan di seluruh dunia. Dialah Charles Dickens.

Kalau saja kita tidak terlalu pelit memuji orang mungkin akan banyak sekali orang dikuatkan hatinya seperti Charles Dickens.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Jalan, Pak Sebadja………

Sehabis mengisi pelatihan internet , sesampainya di rumah ponselku tiba-tiba berbunyi tanda ada SMS masuk. Isinya : Info Sekretariat : Bp. Pdt. Lukas Sebadja meninggal pk. 15.00 WIB di RS Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Beliau adalah gembala sidang GBI Gajah Mada Semarang, gereja tempat aku beribadah selama ini. Sungguh aku merasa kehilangan sosok gembala tangguh yang low profile dan sederhana ini. Yang dapat kukenang dari beliau ini adalah dalam setiap khotbahnya, beliau selalu menekankan bahwa hidup ini serius. Mengapa? Karena kekekalan yang akan kita terima ditentukan oleh bagaimana kita menjalani hidup yang singkat di dunia ini. Selamat Jalan, Pak Sebadja……… To everything there is a season and a time to every purpose under the heaven. He hath made everything beatiful in his time. (Ecclesiates 3: 1, 11)

Menyibak Halimun Puncak Bromo

Setelah tidur 2 jam, tepat tengah malam kami berpamitan untuk meneruskan perjalanan kami ke Bromo. Gelapnya malam tidak terasa karena malam itu kebetulan malam bulan purnama. Keindahan bulan purnama yang bersinar diantara pegunungan membuatku ingin mengabadikannya. Begitu keluar dari mobil, Brrrrrr..... hawa dingin langsung menyergap, membuat tubuh ini gemetaran. Walhasil, foto bulannya malah jadi begini. ( hehehe... yg motret kayaknya lagi punya masalah sama hati nih... ) Jam 04.00 kami tiba di pos terakhir. Sebenarnya kami ingin ke Penanjakan untuk melihat sunrise dengan mobil pribadi tetapi ternyata hal itu tidak diperbolehkan. Kami diharuskan menyewa mobil dari penduduk setempat. Begitu mendengar tarifnya, kami langsung terhenyak lemas. Bayangkan 600 ribu harus kami keluarkan untuk menyewa pulang-pergi mobil jenis Toyota Hartop. Tawar-menawarpun terjadi dengan seru. Disepakati tarifnya 150rb tetapi hanya sampai di kaki Gunung Bromo sebab katanya dari situ juga bisa melihat sunrise...

TAAT

Seorang laki-laki sedang tidur di pondoknya ketika kamarnya tiba-tiba menjadi terang, dan nampaklah Sang Juruselamat. Tuhan berkata padanya bahwa ada pekerjaan yang harus dilakukannya. Lalu Tuhan menunjukkan padanya sebuah batu besar di depan pondoknya. Tuhan menjelaskan bahwa ia harus mendorong batu itu dengan seluruh kekuatannya. Hal ini kemudian dikerjakan laki-laki itu setiap hari. Bertahun- tahun ia bekerja sejak matahari terbit sampai terbenam, pundaknya sering menjadi kaku menahan dingin, ia kelelahan karena mendorong dengan seluruh kemampuannya. Setiap malam laki-laki itu kembali ke kamarnya dengan sedih dan cemas, merasa bahwa sepanjang harinya kosong dan sia-sia. Ketika laki-laki itu mulai putus asa, si Iblispun mulai mengambil bagian untuk mengacaukan pikirannya "Sekian lama kau telah mendorong batu itu tetapi batu itu bergeming. Apa kau ingin bunuh diri? Kau tidak akan pernah bisa memindahkannnya." Lalu, ditunjukkannya pada laki-laki itu bahwa tugas itu sangat t...