Langsung ke konten utama

Nilai Sebuah Waktu

Seandainya Anda mendapatkan uang tiap hari sebesar $86,400 (jika $1 = Rp 9000 berarti Rp 777.600.000) yang harus dihabiskan tiap hari tanpa sisa satu cent, karena sisa uang yang tidak terpakai akan dibuang sehingga tidak bisa ditabung atau dibawa untuk hari esok, pasti Anda akan memanfaatkan uang itu sebaik mungkin. Kalaupun tidak bisa kita pakai sendiri semuanya , pastilah kita akan memberikannya kepada setiap orang yang membutuhkannya.

Wah, ini sih hanya khayalan saja, mana mungkin ada orang yang mau memberikan uang sebanyak itu untuk dihambur-hamburkan tiap hari? ADA! Tetapi bukan dalam bentuk dollar tapi dalam bentuk waktu. Tiap hari kita menerima 86.400 detik yang bisa kita gunakan dan waktu yang tidak kita gunakan akan hilang sia-sia karena tidak bisa ditabung untuk keesokan harinya.

Waktu adalah sesuatu yang sangat berharga, namun seringkali disia-siakan oleh banyak orang. Orang yang menghargai waktu akan mengisi hari-harinya dengan hal-hal yang berguna dan membangun, tetapi orang yang tidak menghargai waktu akan membiarkan hari-harinya berlalu tanpa peduli apakah yang telah ia kerjakan hari itu sia-sia atau berguna. Benyamin Franklin berkata, “Jika engkau mencintai hidup, jangan biarkan waktu berlalu dengan sia-sia karena waktu adalah bahan yang dibutuhkan untuk menciptakan kehidupan.”

Untuk dapat mengisi waktu-waktu yang kita lalui dengan hal-hal yang berguna dan membangun, simak yang di bawah ini :

Ambillah waktu untuk berpikir, itulah sumber kreativitas.

Ambillah waktu untuk bermain, itulah rahasia untuk tetap muda.

Ambillah waktu untuk tertawa, itulah musik yang menyegarkan jiwa.

Ambillah waktu untuk membaca, itulah sumber hikmat.

Ambillah waktu untuk berteman, itulah jalan menuju kebahagiaan.

Ambillah waktu untuk mencintai & dicintai, itulah anugerah terbesar.

Ambillah waktu untuk tidur, itu akan memulihkan stamina tubuh.

Ambillah waktu untuk berdiam diri, itulah saat mengoreksi diri.

Ambillah waktu untuk membaca firman, itulah saat untuk memperkuat iman.

Ambillah waktu untuk berdoa, itulah waktu untuk mencari wajah Tuhan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RELINQUENDA

Ada seorang pengusaha kaya yang mendirikan sebuah pabrik yang besar. Ketika segala sesuatu telah siap untuk beroperasi sesuai dengan rencana, pengusaha itu lantas memerintahkan kepada orang kepercayaannya untuk menuliskan di gerbang pabrik itu sebuah kata, yaitu : “Relinquenda” yang artinya “Aku akan meninggalkannya!!” Pengusaha itu telah susah payah bertahun-tahun mengumpulkan modal untuk membangunnya dan dengan keberhasilannya membangun pabrik itu, ia dikagumi oleh kolega-koleganya dan dipuja masyarakat. Pengusaha itu amat yakin bahwa ia akan memperoleh keuntungan yang besar, tetapi mengapa ia harus menuliskan kata “Relinquenda” di gerbang pabriknya yang besar dan megah itu? Ternyata ia sadar bahwa pada suatu ketika ia akan pergi menghadap Tuhan dan segala sesuatu yang dimilikinya akan ditinggalkannya. Di dalam keberhasilan hidup kadang kita lupa diri dan selalu menyombongkan keberhasilan yang telah kita raih. Kita lupa bahwa apa yang kita capai hanyalah kepercayaan yang sifatnya se...

Menyibak Halimun Puncak Bromo

Setelah tidur 2 jam, tepat tengah malam kami berpamitan untuk meneruskan perjalanan kami ke Bromo. Gelapnya malam tidak terasa karena malam itu kebetulan malam bulan purnama. Keindahan bulan purnama yang bersinar diantara pegunungan membuatku ingin mengabadikannya. Begitu keluar dari mobil, Brrrrrr..... hawa dingin langsung menyergap, membuat tubuh ini gemetaran. Walhasil, foto bulannya malah jadi begini. ( hehehe... yg motret kayaknya lagi punya masalah sama hati nih... ) Jam 04.00 kami tiba di pos terakhir. Sebenarnya kami ingin ke Penanjakan untuk melihat sunrise dengan mobil pribadi tetapi ternyata hal itu tidak diperbolehkan. Kami diharuskan menyewa mobil dari penduduk setempat. Begitu mendengar tarifnya, kami langsung terhenyak lemas. Bayangkan 600 ribu harus kami keluarkan untuk menyewa pulang-pergi mobil jenis Toyota Hartop. Tawar-menawarpun terjadi dengan seru. Disepakati tarifnya 150rb tetapi hanya sampai di kaki Gunung Bromo sebab katanya dari situ juga bisa melihat sunrise...

Mengejar PreWedding

Tanpa diduga-duga, aku diminta bantuan oleh mentor-ku untuk membantu pemotretan pre-wedding dari rekanku, Hendry dan Ane. Tanpa pikir panjang, langsung saja aku setujui. Tanggal pemotretannya 22 Mei 2007 dengan 3 orang fotografer, yaitu : Pak Sam (mentor-ku) memakai kamera Canon EOS 20D, Ari (belakangan baru tahu kalo Ari ini ternyata masih saudaraku. Sorry, Bro...) memakai kamera Canon EOS Kiss Digital X dan aku sendiri memakai Nikon D-100 plus Panasonic FX10. Jam 07.00 kami sudah standby di Salon La Rose yang terletak di jalan Kartini untuk memotret mempelai secara candid. Jam 08.30 kami pamit untuk mengisi perut. Laperrr....... setelah itu baru ke studio foto. Jam 09.00 kami tiba di gereja. Lho, katanya mo ke studio foto? hehehe... jangan bingung dulu. GBI Gajah Mada Semarang tempatku beribadah punya Departemen MultiMedia yang dikomandani oleh Pak Sam dan kantor MM ini bisa disulap 'sim-salabim' menjadi sebuah studio foto. Mengapa memilih background putih padahal gaun...