Langsung ke konten utama

10 Tonikum Rohani

Sering kali kita merasa capek dan sepertinya kekuatan kita terkuras habis. Hal itu mungkin sekali disebabkan oleh kegiatan kita yang begitu banyak yang nampaknya tidak pernah selesai-selesai. Satu pekerjaan selesai muncul lagi yang lain, bahkan belum lagi yang ini selesai, sudah muncul lagi beberapa tugas baru. Semuanya itu membuat kita seperti orang yang sedang menyelam di dalam lautan yang luas, makin lama masuk makin dalam dan tidak muncul-muncul ke permukaan air untuk menghirup udara yang segar. Hal ini bisa mengakibatkan kematian, seperti kematian kreativitas, pikiran dan semangat. Sebenarnya, mau tidak mau kita harus meluangkan waktu untuk menghirup oksigen yang baru agar kekuatan kita pulih. Untuk itu ada baiknya kita simak dan menerapkan 10 Tonikum Rohani di bawah ini agar kita memperoleh kekuatan baru.

  1. Awali setiap hari dengan doa. Doa akan memperkuat jiwa, mencerahkan pikiran, mempertajam penglihatan dan membuat telinga lebih peka.

  2. Berhentilah kuatir. Kekuatiran akan membunuh kehidupan yang baru dimulai hari ini.

  3. Kendalikan hawa nafsu. Terlalu bernafsu hanya akan menyumbat pikiran dan membuat kaki salah melangkah.

  4. Terima keterbatasan kita. Sadari kita tidak bisa mengerjakan semua perkara, kerjakan apa yang bisa kita kerjakan dan lakukan itu dengan segenap kekuatan, seluruh pikiran dan segenap hati.

  5. Jangan iri. Iri hati hanya membuang waktu dan tenaga.

  6. Belajar mempercayai orang lain. Kerjasama akan mengurangi beban dan membuat hidup lebih semarak.

  7. Temukan hobi dan lakukan itu. Melakukan hobi akan membuat syaraf menjadi relax.

  8. Bacalah satu buku dalam seminggu. Itu akan menyegarkan dan menggairahkan jiwa kita kembali serta memperluas wawasan.

  9. Luangkan waktu untuk sendirian dalam keheningan bersama dengan Tuhan. Ini akan mendatangkan kedamaian, ketenangan dan memberi inspirasi baru.

  10. Nikmati apa yang sudah kita miliki dan bukan menghabiskan kekuatan untuk mencari apa yang belum kita miliki.

Komentar

Anonim mengatakan…
Hmm, bagus juga tuh tipsnya. Ngomong2 commentnya mirip yg di Kang Luigi yah. Terinspirasi yah? Cuma bisa buat blogspot ya?

Postingan populer dari blog ini

Saatku Melewati Lembah Kekelaman

Saatku melewati lembah kekelaman Badai hidup menerpaku Mataku memandangMu yang jaga jiwaku Kudapatkan pengharapan Ketika bebanku berat Dalam jalan hidupku Awan kelam menutupi Ku datang padaMu Tuhan yang pimpin langkahku Kudapatkan pengharapan PadaMu Yesusku, kusujud dan berseru Mengangkat tangan berserah padaMu Nyatakan kehendakMu bukanlah kehendakku Kutahu Kau s'lalu sertaku tak pernah tinggalkanku

Selamat Jalan, Pak Sebadja………

Sehabis mengisi pelatihan internet , sesampainya di rumah ponselku tiba-tiba berbunyi tanda ada SMS masuk. Isinya : Info Sekretariat : Bp. Pdt. Lukas Sebadja meninggal pk. 15.00 WIB di RS Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Beliau adalah gembala sidang GBI Gajah Mada Semarang, gereja tempat aku beribadah selama ini. Sungguh aku merasa kehilangan sosok gembala tangguh yang low profile dan sederhana ini. Yang dapat kukenang dari beliau ini adalah dalam setiap khotbahnya, beliau selalu menekankan bahwa hidup ini serius. Mengapa? Karena kekekalan yang akan kita terima ditentukan oleh bagaimana kita menjalani hidup yang singkat di dunia ini. Selamat Jalan, Pak Sebadja……… To everything there is a season and a time to every purpose under the heaven. He hath made everything beatiful in his time. (Ecclesiates 3: 1, 11)

RELINQUENDA

Ada seorang pengusaha kaya yang mendirikan sebuah pabrik yang besar. Ketika segala sesuatu telah siap untuk beroperasi sesuai dengan rencana, pengusaha itu lantas memerintahkan kepada orang kepercayaannya untuk menuliskan di gerbang pabrik itu sebuah kata, yaitu : “Relinquenda” yang artinya “Aku akan meninggalkannya!!” Pengusaha itu telah susah payah bertahun-tahun mengumpulkan modal untuk membangunnya dan dengan keberhasilannya membangun pabrik itu, ia dikagumi oleh kolega-koleganya dan dipuja masyarakat. Pengusaha itu amat yakin bahwa ia akan memperoleh keuntungan yang besar, tetapi mengapa ia harus menuliskan kata “Relinquenda” di gerbang pabriknya yang besar dan megah itu? Ternyata ia sadar bahwa pada suatu ketika ia akan pergi menghadap Tuhan dan segala sesuatu yang dimilikinya akan ditinggalkannya. Di dalam keberhasilan hidup kadang kita lupa diri dan selalu menyombongkan keberhasilan yang telah kita raih. Kita lupa bahwa apa yang kita capai hanyalah kepercayaan yang sifatnya se