Langsung ke konten utama

Melihat Yang Tak Terlihat

Sekilas judul di atas tampak aneh, bagaimana mungkin kita bisa melihat yang tidak terlihat. Memang bila mengandalkan panca indra, maka kita tidak bisa melihat yang tak terlihat. Tapi bila kita memakai alat bantu maka sesuatu yang tadinya tak terlihat akan mampu terlihat oleh mata kita. Contohnya bila kita ingin melihat susunan tulang yang ada di dalam tubuh kita maka digunakan alat bantu berupa pesawat yang mampu menghasilkan sinar X. Dengan bantuan sinar inilah kita dapat mengetahui apakah tulang-tulang yang ada di dalam tubuh kita dalam keadaan normal atau tidak.

Cara kedua untuk bisa melihat yang tak terlihat adalah dengan cara menyingkirkan penghalang yang menghalangi pandangan kita. Masih memakai contoh di atas, bila dengan alat sinar X kita sudah tahu ada struktur tulang yang patah maka akan dilakukan operasi untuk memperbaiki tulang tersebut. Dan itu berarti dokter harus membuka kulit kita yang menutupi tulang kita.

Maksud dari tulisan di atas adalah bahwa kita sering mengalami masalah dan kita sering tidak mampu memahami mengapa kita harus mengalami masalah tersebut. Nah, alat bantu untuk bisa melihat hal-hal dibalik masalah tersebut adalah iman kita. Tanpa adanya iman, maka kita akan mudah sekali untuk jatuh dan menyerah kalah dalam berbagai masalah. Namun iman saja tidaklah cukup. Kita harus berani untuk mengambil tindakan berdasarkan iman tersebut.

Sebagai illustrasi, ada seorang pilot yang mengalami kecelakaan saat sedang melakukan terbang malam di daerah pegunungan. Untunglah di detik terakhir sebelum pesawat itu meledak, ia dapat meloloskan diri dengan memakai parasut. Tapi ternyata ia belum bisa bernafas lega karena tiba-tiba parasutnya tersangkut sesuatu yang menyebabkab ia tergantung antara bumi dan langit. Di dalam suasana yang gelap gulita yang bahkan tangannya pun tidak bisa ia lihat dan di tengah kepanikan, ia pun berdoa. Saat ia selesai berdoa terdengar suara, “Anakku, apakah engkau percaya padaKu?” Ia pun menjawab,”Ya Tuhan, aku percaya padaMu.”

“Bila engkau percaya padaKu, potonglah tali parasutmu.”

Mendengar perkataan yang terakhir, ia menjadi bimbang. Bukankah bila aku potong tali parasut ini maka aku akan jatuh ke bawah dan itu berarti aku akan mati?? Maka ia pun mengambil keputusan untuk tidak melakukan apa-apa dan akhirnya ia pun tertidur semalaman dalam keadaan tergantung di parasut.

Saat matahari mulai mulai terbit dan sinarnya menerobos di sela-sela pepohonan, pilot ini pun terbangun. Dan saat ia melihat keadaan di sekelilingnya, ternyata kakinya hanya berjarak 15 cm dari tanah.....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RELINQUENDA

Ada seorang pengusaha kaya yang mendirikan sebuah pabrik yang besar. Ketika segala sesuatu telah siap untuk beroperasi sesuai dengan rencana, pengusaha itu lantas memerintahkan kepada orang kepercayaannya untuk menuliskan di gerbang pabrik itu sebuah kata, yaitu : “Relinquenda” yang artinya “Aku akan meninggalkannya!!” Pengusaha itu telah susah payah bertahun-tahun mengumpulkan modal untuk membangunnya dan dengan keberhasilannya membangun pabrik itu, ia dikagumi oleh kolega-koleganya dan dipuja masyarakat. Pengusaha itu amat yakin bahwa ia akan memperoleh keuntungan yang besar, tetapi mengapa ia harus menuliskan kata “Relinquenda” di gerbang pabriknya yang besar dan megah itu? Ternyata ia sadar bahwa pada suatu ketika ia akan pergi menghadap Tuhan dan segala sesuatu yang dimilikinya akan ditinggalkannya. Di dalam keberhasilan hidup kadang kita lupa diri dan selalu menyombongkan keberhasilan yang telah kita raih. Kita lupa bahwa apa yang kita capai hanyalah kepercayaan yang sifatnya se...

Saatku Melewati Lembah Kekelaman

Saatku melewati lembah kekelaman Badai hidup menerpaku Mataku memandangMu yang jaga jiwaku Kudapatkan pengharapan Ketika bebanku berat Dalam jalan hidupku Awan kelam menutupi Ku datang padaMu Tuhan yang pimpin langkahku Kudapatkan pengharapan PadaMu Yesusku, kusujud dan berseru Mengangkat tangan berserah padaMu Nyatakan kehendakMu bukanlah kehendakku Kutahu Kau s'lalu sertaku tak pernah tinggalkanku

Menyibak Halimun Puncak Bromo

Setelah tidur 2 jam, tepat tengah malam kami berpamitan untuk meneruskan perjalanan kami ke Bromo. Gelapnya malam tidak terasa karena malam itu kebetulan malam bulan purnama. Keindahan bulan purnama yang bersinar diantara pegunungan membuatku ingin mengabadikannya. Begitu keluar dari mobil, Brrrrrr..... hawa dingin langsung menyergap, membuat tubuh ini gemetaran. Walhasil, foto bulannya malah jadi begini. ( hehehe... yg motret kayaknya lagi punya masalah sama hati nih... ) Jam 04.00 kami tiba di pos terakhir. Sebenarnya kami ingin ke Penanjakan untuk melihat sunrise dengan mobil pribadi tetapi ternyata hal itu tidak diperbolehkan. Kami diharuskan menyewa mobil dari penduduk setempat. Begitu mendengar tarifnya, kami langsung terhenyak lemas. Bayangkan 600 ribu harus kami keluarkan untuk menyewa pulang-pergi mobil jenis Toyota Hartop. Tawar-menawarpun terjadi dengan seru. Disepakati tarifnya 150rb tetapi hanya sampai di kaki Gunung Bromo sebab katanya dari situ juga bisa melihat sunrise...