Langsung ke konten utama

Taruhan Kejam

Dua pria yang mabuk sedang mengobrol di sebuah bar.
Pria I : Aku berani bertaruh satu juta kalau aku bisa terjun dari
gedung
bertingkat 16 di seberang jalan ini tanpa cedera.
Pria II : Aaah, nggak mungkin...
Pria I : Ayooo kita coba kalo kamu berani
Pria II : Boleh!!!
Maka mereka berdua pun keluar dari bar dan naik ke tingkat paling
atas
gedung itu.
Pria I : Lihat nih..aku mau terjun...
Pria II : Coba buktikan...
Lalu pria I itupun terjun, dan tepat sebelum mencapai dasar ia
mengepak
-ngepakkan tangannya, lalu iapun mendarat dengan mulus diatas kedua
kakinya.
Pria I : Hey, mau taruhan lagi?
Pria II (penasaran): Ayo..
Pria I itupun kembali terjun dan mendarat lagi dengan selamat...
Pria II : Kalo begitu, aku juga bertaruh aku juga bisa mendarat
dengan selamat..
Pria I : Boleeeh...
Pria II itupun terjun, dan mengepak-ngepakkan tangannya, namun ia
mendarat
dengan kepalanya dan mati seketika.....
Pria I itupun kembali ke bar. Bartender menuangkan minuman sambil
berkata :
Orang tadi terjun juga akhirnya, ya?
Pria I : Ya..(sambil menenggak minuman)
Bartender : Kamu kalau mabuk memang kejam, Superman!!!

Komentar

Anonim mengatakan…
huwaauahahahahaha.....
geloooo....

Postingan populer dari blog ini

Selamat Jalan, Pak Sebadja………

Sehabis mengisi pelatihan internet , sesampainya di rumah ponselku tiba-tiba berbunyi tanda ada SMS masuk. Isinya : Info Sekretariat : Bp. Pdt. Lukas Sebadja meninggal pk. 15.00 WIB di RS Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang Beliau adalah gembala sidang GBI Gajah Mada Semarang, gereja tempat aku beribadah selama ini. Sungguh aku merasa kehilangan sosok gembala tangguh yang low profile dan sederhana ini. Yang dapat kukenang dari beliau ini adalah dalam setiap khotbahnya, beliau selalu menekankan bahwa hidup ini serius. Mengapa? Karena kekekalan yang akan kita terima ditentukan oleh bagaimana kita menjalani hidup yang singkat di dunia ini. Selamat Jalan, Pak Sebadja……… To everything there is a season and a time to every purpose under the heaven. He hath made everything beatiful in his time. (Ecclesiates 3: 1, 11)

Menyibak Halimun Puncak Bromo

Setelah tidur 2 jam, tepat tengah malam kami berpamitan untuk meneruskan perjalanan kami ke Bromo. Gelapnya malam tidak terasa karena malam itu kebetulan malam bulan purnama. Keindahan bulan purnama yang bersinar diantara pegunungan membuatku ingin mengabadikannya. Begitu keluar dari mobil, Brrrrrr..... hawa dingin langsung menyergap, membuat tubuh ini gemetaran. Walhasil, foto bulannya malah jadi begini. ( hehehe... yg motret kayaknya lagi punya masalah sama hati nih... ) Jam 04.00 kami tiba di pos terakhir. Sebenarnya kami ingin ke Penanjakan untuk melihat sunrise dengan mobil pribadi tetapi ternyata hal itu tidak diperbolehkan. Kami diharuskan menyewa mobil dari penduduk setempat. Begitu mendengar tarifnya, kami langsung terhenyak lemas. Bayangkan 600 ribu harus kami keluarkan untuk menyewa pulang-pergi mobil jenis Toyota Hartop. Tawar-menawarpun terjadi dengan seru. Disepakati tarifnya 150rb tetapi hanya sampai di kaki Gunung Bromo sebab katanya dari situ juga bisa melihat sunrise...

TAAT

Seorang laki-laki sedang tidur di pondoknya ketika kamarnya tiba-tiba menjadi terang, dan nampaklah Sang Juruselamat. Tuhan berkata padanya bahwa ada pekerjaan yang harus dilakukannya. Lalu Tuhan menunjukkan padanya sebuah batu besar di depan pondoknya. Tuhan menjelaskan bahwa ia harus mendorong batu itu dengan seluruh kekuatannya. Hal ini kemudian dikerjakan laki-laki itu setiap hari. Bertahun- tahun ia bekerja sejak matahari terbit sampai terbenam, pundaknya sering menjadi kaku menahan dingin, ia kelelahan karena mendorong dengan seluruh kemampuannya. Setiap malam laki-laki itu kembali ke kamarnya dengan sedih dan cemas, merasa bahwa sepanjang harinya kosong dan sia-sia. Ketika laki-laki itu mulai putus asa, si Iblispun mulai mengambil bagian untuk mengacaukan pikirannya "Sekian lama kau telah mendorong batu itu tetapi batu itu bergeming. Apa kau ingin bunuh diri? Kau tidak akan pernah bisa memindahkannnya." Lalu, ditunjukkannya pada laki-laki itu bahwa tugas itu sangat t...